Think Winnie, Think Honey!
Masih ingat kartun Winnie The Pooh? Iya, si beruang gembul yang hobinya makan madu. Rasa-rasanya di masa kecil saya dulu, si Winnie punya andil besar membuat saya penasaran dengan madu. Hehehe..
Sepertinya setiap orang tahu dan meyakini bahwa selain lezat madu juga punya segudang manfaat. Mulai dari campuran pangan sampai obat-obatan. Selain madu Sumbawa khas NTB yang sudah sangat terkenal, Lombok juga nggak kalah lho! Iya, Lombok punya madu budidaya Rinjani yang punya citarasa khas dan nggak kalah khasiatnya.
Budidaya madu di Lombok tersebar di beberapa tempat, meski peternaknya belum dapat dikatakan banyak. Bisa digolongkan home-industry.
Tapi di Lombok Utara, peternak lebah madu sudah lebih terorganisir, jumlahnya cukup banyak untuk membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB).
Bahkan ada dusun yang dilabeli “Kampung Lebah” di Lendang Gagak, Sukadana, Lombok Utara. Selain itu madu juga menjadi salah satu produk unggulan hasil hutan non-kayu di Lombok Utara.
Saya sendiri pernah beberapa kali mengunjungi langsung para peternak lebah jenis Apis cerana di dusun Mumbul Sari, Lombok Utara. Jaraknya memang (cukup) jauh dari kota, sekitar 2,5 till 3 hours drive from Mataram city.
Sekedar saran sih, Desa Wisata Madu ini pas banget dikunjungi kalau kita sedang marathon-trip mengunjungi spot-spot kece di seputaran Sembalun sampai Senaru. This could be a bonus trip!
Panen madu biasanya berlangsung sepanjang tahun. Hanya saja, jumlahnya menyesuaikan dengan musim. Saat musim kemarau, biasanya produksi madu menurun karena jumlah pakan terbatas.
Nah, sebaliknya berlaku saat musim hujan atau saat musim peralihan. That’s why para peternak lebah ini terus memperbanyak jumlah tanaman atau memindahkan kandang lebahnya ke tempat yang masih subur berbunga saat musim kemarau.
Syukurnya, stup ini portable..hehe. Biasanya peternak akan meletakkan stup di daerah perkebunan. Lebah-lebah tersebut setidaknya bisa dapat pakan cukup dari bunga mangga, jambu, dan berbagai jenis tumbuhan lainnya.
Konon katanya, madu yang lebih masam berasal dari lebah yang lebih banyak mengonsumsi pakan mangga.
Jika berkunjung ke Mumbul Sari, para peternak biasanya akan dengan sukarela mendemonstrasikan cara panen madu. Biasanya panen dilakukan di malam hari saat lebah jenis Apis cerana sedang dalam kondisi tenang.
Fyi, di siang hari, lebah-lebah ini biasanya berubah jadi lebih ganas. Pak Syarifudin, salah seorang peternak yang waktu itu mendemonstrasikan cara panen pun memakai alat pelindung lengkap. Keren euy, macam pawang lebah.
Lain lagi dengan lebah di Lendang Gagak, jenisnya Apis trigona. Ukurannya lebih kecil seperti lalat, bahkan lebih kecil, dan tidak menyengat seperti lebah cerana. Jenis ini lebih visitor-friendly.
Yes, you don’t need any protector. Selain itu, kita juga bisa menikmati fresh honey, langsung dari lebahnya. Bagaimana rasanya? Yang pastinya fresh dan sweet. Biasanya penduduk lokal juga menyediakan makanan sederhana ala kampung. Ajib!
Citarasa madu yang dipanen dari masing-masing setup (kandang lebah) cenderung beragam, tergantung jenis pakannya. Tapi jenis trigona umumnya menghasilkan madu yang lebih masam, meski banyak yang mengatakan madu dari trigona punya khasiat yang lebih wah dari cerana.
Satu jerigen ukuran 500 ml dihargai IDR 100 K, well, I hope the price doesn’t change since the last time I visited, though.
Satu yang bisa dipastikan, kualitas madu disini cukup terjamin. Di Mumbul Sari, peternak tidak lagi menggunakan sistem peras yang mengakibatkan madu terekspos banyak kontaminan, belum lagi masalah higienitas.
Nah, sebagai gantinya mereka menggunakan sistem saring yang menjamin kebersihan madu. Wadah yang digunakan pun sudah berstandar food grade, baik yang berbentuk jerigen atau botol kaca. Pokoknya kualitas terjamin dah!
Oya, kita juga bisa pesan 1 stup madu lengkap dengan lebahnya seharga IDR 50 k – 75 k, pretty cheap! Untuk Trigona, harganya lebih mahal, IDR 150 k – 200 k per stup.
Biasanya, lebah-lebah ini butuh penyesuaian terlebih dahulu saat harus pindah rumah. But if you wanna try, you can start your own bee farm at home, why not? Hehe..
Gimana? Lombok ternyata sekeren ini ya, the island where you-can-get-everything-at-once, yay! How thankful I am!
Kalian ga cuma bisa wisata bahari, kuliner dan budaya di Lombok. Tapi juga wisata edukasi nan menarik.
Yuk ke Lombok! 🙂