Gili Genting merupakan salah satu gili dari 12 gugusan gili yang ada di kawasan Sekotong, Lombok Barat. Gili yang juga dikenal dengan sebutan Gili Penyu ini, secara administratif, masuk ke dalam wilayah Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Gili yang berjarak sekitar 55 km dari Kota Mataram ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh sekitar 1,5 – 2 jam. Adapun rute yang dilalui yaitu : Mataram – Gerung – Lembar – Sekotong Barat – Pantai Elaq-Elaq – Gili Genting.
Untuk bisa mencapai Gili Genting Lombok, pertama-tama kita harus ke Pantai Elaq-Elaq dulu, karena lewat pantai inilah kita bisa menyebrang ke Gili Genting.
Awal pertama kali saya ke Pantai Elaq-Elaq, saya sangat penasaran dengan gili yang didominasi oleh perbukitan dan ilalang ini. Waktu itu, saya ingin sekali menyebrang ke gili itu namun saya tidak menemukan perahu atau boat yang bisa mengantar saya kesana.
Yah, di sini memang belum ada tempat/pelabuhan penyebrangan resmi menuju Gili Genting sebagaimana yang ada di tempat lain, seperti Pelabuhan Penyebrangan Tawun jika ingin menuju Gili Nanggu atau Pelabuhan Bangsal jika ingin menuju Gili Tramena.
Ketika itu, awalnya saya sempat putus asa karena tidak menemukan perahu yang bisa mengantar saya ke Gili Genting. Kemudian, saya berjalan berkeliling menyusuri Pantai Elaq-Elaq dan berharap ada perahu nelayan yang mau mengantar saya ke Gili Genting.
Namun, saya saat itu tidak menemukan perahu nelayan yang bisa mengantar saya. Saya kemudian terus berjalan menyusuri pantai dan menemukan sebuah gubuk kecil milik penduduk setempat.
Dari kejauhan saya melihat seorang bapak sedang memperbaiki jaring ikan miliknya. Saya kemudian mendekat ke gubuk kecil itu dengan maksud untuk bertanya dimana saya bisa menemukan perahu yang bisa mengantar saya ke Gili Genting.
Setelah mengucapkan salam dan menjelaskan maksud kedatangan saya kepada si bapak, beliau kemudian sedikit tersenyum dan mengatakan: kalau mau ke Gili Genting mas gak perlu pakai perahu, jalan kaki juga bisa.
Saya masih ragu setelah mendengar jawaban si bapak. Jalan kaki? How could? Itu laut dan jaraknya dari pantai cukup jauh. Jalan kaki? Bagaimana bisa pak? Tanya saya lagi.
Ya tinggal jalan aja mas, ada jalurnya dan lautnya dangkal. Jawab si bapak.
Ada jalurnya dan lautnya dangkal? Lewat mana pak jalannya? Tanya saya lagi dan masih setengah percaya.
Mari ikut saya, nanti saya tunjukkan, jawab si bapak.
Saya kemudian berjalan bersama si bapak menuju ke pantai. Sesampai di pantai si bapak kemudian menjelaskan kepada saya dengan cukup detail mengenai jalur untuk menuju Gili Genting Lombok.
Setelah semuanya cukup jelas, saya kemudian mengucapkan terimas kasih kepada si bapak dan petualangan yang mendebarkan pun dimulai. Saya mulai turun ke pantai dan mengikuti jalur yang telah ditunjukkan oleh si bapak.
Saya berjalan dengan pelan dan hati-hati. Dan ternyata benar kata si bapak, air lautnya dangkal dan cuma sampai sebatas paha. Saya pun semakin jauh melangkah dan hampir setengah jalan.
Ketika berada pas di tengah-tengah antara Pantai Elaq-Elaq dan Gili Genting, saya teringat pesan si bapak agar lebih berhati-hati karena banyak bulu babi dan gelombang lautnya agak besar.
Nah, pas di tengah ini, kedalamannya sedikit bertambah menjadi sebatas perut di bawah dada. Yah, untungnya waktu itu air lautnya sedang surut, kalau lagi pasang, kata si bapak bisa sampe leher. Yeah, I’m lucky!
Menurut saya, Gili Genting Lombok ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan gili-gili lainnya. Kalau ke gili lain kita harus menggunakan perahu untuk mencapai gilinya, kalau ke Gili Genting kita cuma perlu berjalan kaki. Cukup mudah dan sensasinya akan benar-benar berbeda.
Setelah 10 menitan berjalan menyebrangi laut yang dangkal, akhirnya saya tiba di Gili Genting Lombok dengan selamat. Sebenarnya ketika berada di tengah perjalanan tadi, saya sedikit parno dan takut. Bagaimana kalau ada ikan hiu yang lewat dan sedang kelaparan?!
Tiba di Gili Genting Lombok saya kemudian mengamati keadaan sekitar sambil berpikir apa yang bisa dilakukan disini. Gili Genting didominasi oleh bebatuan dan bukit yang cukup tinggi.
Garis pantainya sangat pendek dan didominasi oleh bebatuan karang kecil.
Setelah berpikir sejenak, awalnya saya ingin berjalan mengitari gili ini, namun setelah berjalan beberapa meter ternyata jalannya buntu. Akhirnya saya memutuskan untuk mendaki bukitnya.
Saya pun mulai berjalan menyusuri jalan setapak menuju puncak bukit. Jalurnya cukup jelas namun dipenuhi oleh semak-semak dan ilalang yang cukup tinggi. Saya harus melangkah dengan hati-hati dan kadang menunduk agar tidak terkena semak-semak yang cukup tajam.
Semakin tinggi mendaki, kini semak-semaknya mulai hilang dan sekarang didominasi oleh ilalang yang tinggi. Saya terus berjalan menelusuri jalan setapak dan pada akhirnya tiba dibagian belakang bukit.
Tiba di tempat ini saya langsung dibuat takjub. Pemandangannya benar-benar luar biasa. Laut biru yang tenang dan gugusan gili yang ada di sekitar Gili Genting Lombok. Saya langsung mengeluarkan kamera dan mengambil beberapa foto.
Saya melanjutkan perjalanan kembali dan kemudian tiba disebuah batu besar. Dibalik batu ini adalah tebing dan dibawahnya adalah laut dengan air yang tenang.
Sangat menggoda! Salah seorang teman saya kemudian mulai “sakit” melihat tebing tinggi dan laut tenang dibawahnya. Tanpa pikir panjang dia langsung lompat dari atas batu menuju laut tenang yang ada dibawahnya. “Wow, you’re crazy!” kata saya kepada teman itu.
Saya waktu itu sebenarnya juga ingin untuk ikutan lompat dari atas batu, but I wasn’t in a good mood to do it.
Saya lebih memilih berdiam diri di atas batu, menikmati sejuknya angin yang betiup sambil memandangi luasnya lautan. Dan kebetulan waktu itu jadi tiba-tiba mendung, jadi cuacanya tidak begitu panas.
Berada disini rasanya benar-benar damai dan tenang. Tidak ada keramaian dan keributan. Pikiran yang ribet setelah seminggu bekerja menjadi plong dan fresh kembali. Saya pun hanyut dalam lamunan.
Baca Juga: Eksklusif di Lombok: Gili Kapal, Si Mini yang Misterius