Kali ini team Redaksi Wisata Lombok akan share sekilas tentang Taman Narmada yang berada di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.
Sekitar 13 kilometer di sebelah timur Kota Mataram Nusa Tenggara Barat.
Biasanya taman ini menjadi wisata plus-nya Lombok atau lebih dikenal dengan city tour-nya Lombok.
Yeap! kalo anda bosan ke pantai, tidak ada salahnya mengunjungi peninggalan sejarah salah satu kerajaan Hindu di Lombok ini.
Taman Narmada dibangun oleh raja Lombok Karangasem yaitu Anak Agung Ngurah Karangasem pada tahun 1727 merupakan replika Gunung Rinjani yang digunakan sebagai tempat pemujaan dan peristirahatan raja di musim kemarau.
Taman Narmada dijadikan tempat rekreasi terbuka pada zaman kekuasaan Hindia-Belanda.
Taman Narmada telah mengalami beberapa kali pemugaran dan sejak tahun 1992 ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan UU No 5 tahun 1992.
Nama Narmada diambil dari Narmadanadi, anak Sungai Gangga yang sangat suci di India.
Bagi umat Hindu, air merupakan suatu unsur suci yang memberi kehidupan kepada semua makhluk di dunia ini.
Air yang memancar dari dalam tanah (mata air) diasosiasikan dengan tirta amerta (air keabadian) yang memancar dari Kensi Sweta Kamandalu.
Dahulu kemungkinan nama Narmada digunakan untuk menamai nama mata air yang membentuk beberapa kolam dan sebuah sungai di tempat tersebut.
Lama-kelamaan digunakan untuk menyebut pura dan keseluruhan kompleks Taman Narmada.
Banyak bagian taman dan bangunan dengan arsitektur khas Hindu yang berada di Taman Narmada, di antaranya:
Taman Jabalkap
Terletak di halaman depan, mempunyai kolam kembar dan semula terdapat dua bangsal yang berfungsi sebagai pos penjagaan.
Halaman Mukedes
Terdapat Merajan sanggah merupakan bangunan suci tempat pemujaan raja kepada leluhur dan Tuhan dalam manifestasi sebagai Dewa Wisnu, Brahma dan Iswara, Bale Pawedayan berfungsi sebagai tempat pembacaan kitab Wheda dan Bale Loji yang merupakan bangunan (rumah) yang memiliki serambi terbuka sebagai salah satu tempat tinggal raja dan istrinya.Halaman Pasarean
Di tengahnya terdapat Bale (rumah) Terang yang merupakan bangunan rumah panggung sebagai tempat peristirahatan raja.
Bale Terang terdiri dari ruang bawah tanah berfungsi sebagai gudang,dan di atasnya ada 2 buah kamar raja (bagian utara & selatan)
Telaga Padmawangi
Dari halaman Pasarean, turun ke bawah. Di sebelah kiri terdapat kolam cantik yang bernama Telaga Padmawangi.
Telaga Padmawangi ini dulunya ditumbuhi bunga tunjung atau padma yg harum dan tempat pemandian para dayang-dayang kerajaan.
Bale Petirtan
Tak jauh dari Telaga Padmawangi, di sebelah utara ada bangunan yg konon airnya berkhasiat membuat awet muda.
Nama bangunan itu adalah Bale Petirtan, bagi wanita yang sedang datang bulan dilarang masuk.
Di dalam bangunan Bale Petirtan terdapat mata air pertemuan dari 3 mata air Lingsar, Suranadi, Narmada.
Bagi umat Hindu, air ini dianggap suci dan berkhasiat. Dan air ini sekarang lebih dikenal dengan nama “Air Awet Muda”.
Pura Kalasa
Dari Bale Petirtan menuju ke timur terdapat salah satu pura tertua di Lombok, namanya Pura Kalasa.
Pura Kalasa merupakan replika satu kesatuan Gunung Rinjani beserta Segara Anak/Ageng melambangkan Makrokosmos (alam semesta).
Masuk ke dalam Pura Kalasa melalui pintu berbentuk Paduraksa (gapura beratap) yang satu menghadap ke barat dan satunya lagi menghadap ke selatan.
Di pintu masuk terdapat dua buah arca penjaga (Dwara Pala) yang diapit dengan dua bangunan kembar bertiang 6 dinamakan dengan nama Bale Gong.
Telaga Ageng
Bagian Taman Narmada yang paling menarik perhatian adalah, adanya kolam yang sangat luas.
yup! namanya Telaga Ageng. Telaga Ageng merupakan replika dari danau Segara Anak yang dibuat oleh Anak Agung Ngurah Karangasem untuk keperluan upacara Mulang Pekelem yang pada waktu itu tidak memungkinkan beliau untuk mendaki Gunung Rinjani.
Sumber : uwonggoblog.blogspot.com & kautsarinstitute.blogspot.com
Baca Juga: Mengungkap Sejarah Islam di Lombok Utara